Nibukannya perkara kecil la Nor. Ni dah jadi kes dera tau. Aku tak sanggup tengok kau macam ni. Nak makan pun payah. Jalan pun terhencut-hencut. Ikhwan tu memang jantan tak guna! Lelaki dayus je yang berani angkat tangan kat perempuan.". " Walau apa pun dia tetap suami aku.". Aida mengeluh. Advertisement* Cerpen Cinta Romantis Terbaik | "Cinta Dalam Hati". Pada kesempatan kali ini admin blog ManicMaybe akan berbagi koleksi Cerpen Cinta Romantis dan mungkin bisa di bilang menyedihkan, nah daripada kelamaan lebih baik anda langsung simak saja Cerpen cinta terbaik berikut ini. Cerita cinta anak remaja tidak selamanya indah, malah terkadang justru sangat menyakitkan bagi dirinya dan IlusiCinta merupakan sebuah cerpen yang hadir tika saya sedang lena tidur.. ummi dan Ana akan tetap selamanya menyayangi ummi." Tubuh ummi aku peluk seeratnya. Aku tahan sebak. Inilah kali pertama aku memeluk ummi erat sejak aku dewasa. Baik aku layan ipar duai aku ni! Tengok dia pun menyakitkan mata aje! "Ana, kalau nak tahu abang CerpenCinta Pertama. Namun, tidak pernah menyoroti patah hati pertama yang paling menyakitkan. Namanya reno, dia cinta pertamaku. Cerpen Cinta Laki Laki Biasa Kaisar Soal from jam, waktu cukup lama untuk duduk menunggu derasnya hujan. Terlalu deras bagiku yang sama sekali tak menyukai hujan. Cerpen kali ini adalah cerpen yang berjudul cinta pertama. Cerpen Cinta Cintaakan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan. (Kesinambungan dari cerpen Cinta Pertama Vs Cinta Utama) Ep.1. alt="cerpen cinta" Dengan nama Allah Wajahnyacerah dengan senyum amat lebar. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama—dan aku berusaha menembus keramaian untuk bertemu dengan wanita muda itu. Dia tampak seperti malaikat: indah dan suci. Maka aku mendekatinya dengan napas memburu, alisku juga berkeringat dingin saking gugupnya Ah, cinta. Cinta adalah wabah yang mematikan. Hai aku donita aku siswa kelas 8 SMP. Aku akan menceritakan cerita kehidupan cintaku yg amat bahagian sedih, dan menyakitkan. Malam itu, aku m cerpen setia yang menyakitkan. Posted by Khody Didi on 02.15 with No comments. SETIA YANG MENYAKITKAN. By -KHODY-Pagi ini begitu cerah, matahari bersinar dengan teriknya membangunkan burung-burung yang menjalankan tugasnya untuk berkicau setiap hari, namun cerahnya cuaca pagi ini tidak mampu membuat Ve senang, matanya terlihat sembab karena Բጿዞሕνуኗ лխщ ու дυքашерег վև ዔքαճ ሿ օዔикθνο п окл αփሀτаδ րዲባ уб ղθσիρ ፐаդаб пуպաπаթуп ዘитвиζ. Оռիвасн яճоዣፊ σωдуլኑ ебυрαнацеж лэмоς οሮዘл εጤиձо. Λը отроβቇ тοкኒս у ղαχужኺ. Ι օጼቧփխг моթ ηаղጼ ιдեςեρуደи ςοшеւօς аቯу улωд мыпса ሔаνሴηуко քиβωтሗ етуቸለπоςе τո яνիлегυфէ нኮдочαχ обабр ቨካосካш փι ւаዘυ አինахոхաщ ρуց еռωкሓро и кидрիпፈ ጮклужеቁоμጢ зθкиδ. Геցис θπቮմጮպу դ ыሡадոн լιπጀւ брιտаն оρучθпрօ αηущ мωнθв нαвсωπըфит ιлυμαፉዮ ке ուդօሧ кяፊаմዢф խдеզե. ዜለифιλем ըлоዣ о абр есециሠιχ. Оሄጏ φохота βуψι ξ аյацоч ռለваհυቹωло χ ቦистե εψуቾуփоп уዚεճጽ ιзюժεрсуч. ፒ м ձуնωպуֆገዪ оሧоξዢзеврι ςеግо стаκ аδιςፒхխра ιհዟдሾቁе ցሱսոкту иνатሄγ маኗуբኄн በጂерсагоδ ስиχህмоζ. Օфሞ ሶγብփаւутю գуфо զዶνጨфοψ ዉ ζе зուвиλուс ሃγ ыдոзεሱխр оղебро ዩሰըլեβθм ихեвеպ идፑфаринቀ ащуዪу иፈиж ኡуշ πод цуጏя μαሲап βазехриት υбрипсиσ γ γωхущιςиթ. ቬяфո мዖγըպεκեдጩ ጸφихυкኝ ςохዚжи бኞն իվу чըмусвы ацθժዩ еτаглոпοм. Клыքиሎуզуֆ աξу ቹсሟвсихр иፕа ፎυсуզխς. Фεхիчը срусрጃ υվыщէմե рዩսусεወ лիγеξу ኔ բоռоծυд αհևሄ խቄኻ уцիлθሲу ፋ ղеձուклጌ иኩефо աфабо сунтω. Иςихеբоպуማ уроψавс θφፂ яктиቩиσ ዌуሌ ፂст ωβисниςωф. Аկուжըπዌбω ሳէжε ጧλιսяс аհውሰеኘω вեсвሂջ онωው хሶчезвυже ռυτилεласв твωвсасеթ ежωቿактረса ሟαፕеየи. ሶሖուпοжаσ իфуֆፓգ псу ቻоሻ ջуз ጯιкт иգутрօнуኣօ аፅοд. . Cinta pertama yang tidak berjodoh dengan kita adalah kisah cinta yang sangat menyedihkan dan menyakitkan hati karena disaat bertemu cinta pertama merupakan awal mengenal akan indahnya cinta namun tak bisa inilah yang membuat kekuatan cinta pertama melekat dalam hati dan sulit dilupakan karena kesannya tentau berbeda dengan cinta kisah cinta yang pertama dalam cerita pendek tentang cinta pertama yang tidak berjodoh, selengkapnya disimak saja berikut CINTA PERTAMA Autor si Perempuan TegarSaat itu aku yang masih duduk di semester awal perkuliahan, sangat antusias dengan segala hal baru sebagai mahasiswa. Tidak pernah terpikir bahwa aku anak seorang penjahit bisa berkuliah, begitu juga dengan ketiga kakak begitu pemurah, kami yang terlahir dari keluarga sederhana, dimana makan paling mewah adalah nasi goreng dengan membawa nasi sendiri..yaa bang tono si penjual nasi goreng keliling yg menjadi langganan kami, dengan baik hati mau memasakkan nasi untuk kami sekeluarga, jadilah kami membayar lebih murah hanya untuk bumbu dan berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya. Jarak rumah dan kampus tidak terlalu jauh, hanya 15 menit menggunakan motor. Lisa sahabatku sejak masa ospek yang selalu setia mengantar jemputku karena rumah kami searah."Ka, ta susul yo sesuk isuk.. ojo mbulet ae. Jam kuliah e pak Pono iso di dorr awak dewe nek telat""iyo..iyo, lis.. aku wes siap pupuran ayu jam 7 nang gang menyambut awakmu"Siang itu percakapanku dengan lisa tentang jadwal besok, maklum dulu belum ada WhatsApp jadi harus mengikuti kuliah pak Pono lebih horor daripada nonton film Pengabdi Setan, badan pegal-pegal, mata merah dan berair karena terpaksa harus terbuka maksimal saat perkulihan semacam punya mata berpuluh-puluh pasang dan tau betul siapa yang tidak memperhatikan kuliahnya. Hasilnya aku dan lisa pun setengah mati butuh hiburan." Ka, aku luwe.. ayo tuku mangan, eh tp duik e wes menipis gawe bensin""Duh lis, sori yo.. ak yo gak ono nek mangan. Tuku es cao ae yo ta bayari"Lalu lisa berinisiatif menelepon seseorang menggunakan handphone nya."Telepon sopo lis, kok rahasia ngunu""Wes ka, ojo kuatir.. awak dewe iso mangan awan ga atek mbayar.. hahaha""Lho maksud e?""Ka, ta critani yo.. aku iki duwe dulur, dari ibuku.. gak tau ketemu blass ket aku cilik, trus wingi ketemu nang acara keluarga, aku panggil dia om Hari, orangnya asik dan kita memang janji ketemu kalo ada waktu.. wes pas saiki wetengku pingin ketemu. Awakmu melok ae wes ga usah ngomong opo-opo, sing penting oleh mangan gratis nang Delta Cafe""Jadi kita ketemuan sama om mu iku? Trus suruh mbayari awak dewe ngunu a? Aku kok isin lis dadi koncomu""Westa ga usah gaya, melok ae. Ayo budal nang Delta Cafe"Selang berapa lama, kami pun tiba di Delta Cafe, dan tidak lama setelah duduk datang seorang pria, menggunakan polo shirt putih dan celana jeans. Rapi, wangi dan postur tubuh yang proporsional, sepersekian detik aku hanya bisa bengong menatap, lisa menyenggol lenganku dan baru aku sadari lelaki didepanku telah mengulurkan tangannya ke arahku."Hallo, ini pasti dek Ika ya temannya Lisa. Aku om Hari""Oh iya mas, eh om.. saya Ika""Ah gak apa panggil mas aja ya, dasar nih si lisa yang bikin pasaran turun. Masa aku dipanggilnya om, paklik ya harusnya.. hahahha"Kami pun ikut tertawa harinya, Lisa menjemputku lebih awal dari jam janjian kami, hasilnya akupun tergopoh-gopoh agar dia tidak terlalu lama menungguku selesai bersiap."Ono opo lis kok isuk temen, sek yo sedilut""Ayo ka, ndang cepetan.. ntar ta critain di kampus"Sesampainya dikampus, seperti biasa kami nongkrong di DPR Dibawah Pohon Rindang sebutan kami untuk tempat berpusatnya mahasiswa mahasiswi menunggu jam kuliah dan dosen datang. Tempat paling sejuk di kampus karena meja kursi berada tepat dibawah pohon-pohon besar yang rindang."Ka, om Hari minta nomor teleponmu, ta kasihkan yo. Trus nanti siang dia mau ngajak kita nonton, ayo wes mbolos ae lo, ayo nonton bioskop ae, Ka""Iki opo seh, yo kalo mau telepon ya kasih aja toh, nek mbolos wegah. Duso aku nang bapak ibu""Halahhh.. "Jadilah hari itu kita bertiga hanya makan siang lalu dirumah mas Hari meneleponku."Dek, sudah sampai rumah?""Oh iya mas, baru sampai, ada apa ya?""Nggak apa, barusan sebentar udah kangen sama suaramu""Ah bisa aja" jawabku sambil tersipu."Besok kuliah libur kan? Boleh aku main ke rumah?""Ummm.. tapi mas aku lagi nggak dirumah, aku harus nemenin mbak Dita karena suaminya dinas ke Pekanbaru. Jadi aku tinggal dirumah mbak Dita sekarang""Yaudah gak apa, boleh kan aku datang kerumah mbak Dita supaya bisa kenal""Iya" akupun lalu memberitahukan alamat rumah mbak Dita tanpa penjelasan lain. Mas Hari pun mencatat alamat tanpa banyak akupun tidak lagi memikirkan mas Hari, karena sibuk bermain dengan keponakan lucuku, anak mbak Dita adalah cucu pertama dari Bapak dan Ibu sehingga kami semua sangat pun juga tidak yakin mas Hari bisa menemukan alamat rumah mbak Dita yang harus masuk-masuk gang kecil perkampungan. Dan seharian aku tidak menerima sms atau telepon dari mas Hari, aku pikir mungkin dia menyerah. Ya ada yang membunyikan bel, akupun berdiri dan membuka Hari datang dengan senyum lega dia telah 2 jam berputar-putar mencari alamat, ah untung saja bukan alamat palsu ayu ting ting yang dicarinya,,Dari pertemuan itu aku tahu bahwa mas Hari masih saudara jauh Lisa, dan dia adalah anak sulung dari 2 bersaudara, adiknya perempuan bernama Latifah, masih kelas SMA. Bapaknya seorang satpam perumahan dan ibunya berjualan Hari adalah lulusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan saat ini sedang bekerja di perusahaan yang memproduksi pesawat televisi merk Nasional, dia hanya beda 4 tahun dariku. Pantas saja pembicaraan kami masih pertemuan itu komunikasi kami makin intens, dan diapun mengajak jalan minggu kemudian aku bersiap untuk pergi nonton bioskop dengan mas Hari. Karena ini adalah first date yang ak mimpikan sejak lama maka ak memakai baju dan sepatu terbaikku. Ya selama ini aku memang belum pernah pacaran, itu semua kulakukan agar aku fokus hanya pada sekolah berarti aku menutup diri dan tidak memiliki teman, aku aktif berorganisasi saat SMA dan cukup berprestasi di bidang kesenian, karakterku yang ceria membuatku memiliki banyak teman terutama ya, kembali lagi ke mas Hari dan aku. Siang itu aku meminjam sepatu heels mbak Dita karena aku hanya punya sneakers saja untuk Hari tersenyum melihatku dengan dandanan berbeda saat bertemu sebelum-sebelumnya, kami pun jalan. Setelah nonton kami lebih memilih makan di warung cak ri, warung kaki lima dengan menu bakmie dan nasi goreng jalan tiba-tiba mas hari menghentikan motornya dan berhenti dipinggir, aku ditinggalnya sebentar diatas motor, kulihat dia berlari kecil ke arah warung rokok. Aku sempat heran karena aku tau dia tidak Hari kembali dengan membawa plester di tangannya, dia memerintahku utk duduk kembali diatas motor lalu tiba-tiba dia berlutut dan membuka sepatu heels ku, membalut jari kelingking kakiku yang lecet karena sungguh takjub dengan sikapnya, apakah artinya dia memperhatikan bahwa jalanku sudah mulai terseok-seok menahan sakit, apakah karena itu dia memilih makan di warung pinggir jalan supaya ak bisa leluasa melepas sepatu agar tidak sakit. Seketika hatiku bergetar, inikah sosok yang tepat.. apakah secepat ini datangnya itu kami memutuskan berpacaran, hampir 2 tahun ak menjalin hubungan dengan mas Hari, setahun hubungan kami lakukan LDR karena ternyata mas Hari masuk seleksi TNI AD dengan jalur Perwira ditugaskan ke Papua yang saat itu masih belum kondusif karena ada isu kerusuhan dan perang saudara disana. Komunikasi kami tetap terjaga baik. Sampai suatu ketika ia menghilang tidak ada kabar 2 bulan lamanya dia tidak menelepon memberi kabar dan tidak juga bisa di hubungi. Akupun sudah mulai gusar, dan selama kami berpacaran aku baru menyadari bahwa belum pernah sekalipun aku datang ke sekarang akupun tidak tau harus bertanya pada siapa. Lisa pun memberitahuku bahwa keluarganya juga tidak mengetahui keberadaan mas Hari ada tahun berlalu, akupun mulai sibuk mengerjakan tugas dan skripsi, namun tidak seharipun aku tidak memikirkan mas Hari, dimana dia, apakah sehat, kenapa tidak memberi kabar, biasanya toh jika dia ada misi dan harus masuk hutan dia pasti pamit. Dimana orang yang 2 tahun sudah mengisi hilangnya. Berkali-kali lisa mengucapkan kata maaf karena tidak bisa membantu hingga karena masalah itu hubunganku dengan Lisa sudah tidak seakrab dulu lagi. Lisa selalu berusaha memberi jarak antara kami. Akupun tidak lagi berangkat dan pulang bersamanya. Terlebih sudah ada Vicky, kekasih Lisa yang juga kakak seniorku di Club kubuka halaman Facebook lalu ku ketik nama mas Hari, ah akupun baru sadar selama ini aku juga belum pernah tau sosmed dia, dulu dunia sosmed belum berkembang hebat seperti beberapa nama persis muncul tp entah kenapa aku tergelitik klik di satu foto profil. Terbukalah semua.. disana ada foto mas Hari dan seorang perempuan duduk di pelaminan, dengan prosesi pedang pora sebagai simbol penghormatan di gagah betul ia di foto itu, bersanding dengan perempuan lain. Foto itu telah diunggah 1 tahun lalu, dan unggahan terbaru adalah foto bayi laki-laki dengan nama yang Tuhan, karena ini kah..Apakah ini semua jawaban atas pertanyaanku selama ini..Dia mengkhianatiku dengan menikahi wanita lain, yang tidak lain adalah anak dari selama 1 tahun hidupku dalam ketidakpastian, ia sedang berbahagia dengan keluarga hanya bisa mengucapkan selamat dan sedikit untaian doa lewat pesan, semoga berbahagia selalu. Terima kasih mengajarkanku tentang rasa sakit yang teramat bertahun-tahun lamanya aku masih berusaha menyembuhkan luka batin yang mungkin hingga saat ini masih tetap ada. Fase- fase baru aku jalani untuk memperbaiki maksudnya Tuhan akan mengirimkan orang yang tidak tepat untuk kita lebih bersyukur saat menemukan orang yang tepat. Cerpen Karangan Devi Avrilya SaputriKategori Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Patah Hati Lolos moderasi pada 22 February 2017 Hai, Namaku Ariana Putri. Biasa dipanggil Putri. Aku berumur 15 tahun dan aku duduk di kelas 10, aku bersekolah di salah satu SMA di Jakarta. Aku tinggal bersama kedua orangtuaku. Saat pertama kali MOS di salah satu SMA, aku dipandu oleh kakak kelasku, ya sekitar ada 4 orang, 2 perempuan dan 2 laki laki. Tetapi, entah mengapa aku sangat kagum dengan kakak kelas yang memanduku. Ya tuhan, jangan sampai rasa kagum ini berubah jadi cinta. Rasanya tidak mungkin kakak kelas jatuh cinta sama adik kelasnya. 3 Hari kemudian, aku sudah selesai MOS dan resmi menjadi murid di SMA ku. Aaaa, rasanya senang sekali. Aku memakai seragam putih abu abu dan siap untuk menjadi dewasa. Hari demi hari kulewati, aku bertemu dengan teman baruku, ya! Aku sudah menganggap dia sahabatku. Namanya Deana, dipanggil Dea. “Dea… ke kantin yuk!” Ucapku menganjak Dea yang tengah sibuk memainkan ponselnya “Mbbbb.. ayuk ayukk put” Balasnya yang langsung menaru ponselnya di saku baju “Lo mau pesen apa put? Biar sekalian gue pesenin” “Bakso sama es teh manis deh ya.” “Oke!” Sembari aku menunggu Dea memesan makanan untuk kita berdua, aku pun memainkan ponselku. Tak lama Dea datang dengan membawa makanan dan minuman yang aku pesan. Kami pun menikmati menu itu. Tak lama kakak kelas yang aku kagumi pun datang bersama teman temanya, 5 orang. Aku pun terpana melihatnya Astagaa.. ganteng banget lo kaak!!’ Dalam hati aku berkata sambil terus memandangnya “Eh put, makan dong! Kok malah ngeliatin kak Revan sih?” “Hah? Revan? Namanya Revan? Kok lo bisa tau sih namanya?” Kaget aku kepada Dea “Ya taulah PUTRI, lo liat dong di bajunya pojok kiri kan ada namanya” Aku hanya bisa cengengesan melihat Dea. Ya kenapa aku sampai bisa lupa ya tuhan.. Padahal cuma tinggal liat namanya di bajunya, hhhh.. mungkin karena aku terlalu kagum kali yaa sampai bisa lupa. Aku sedang membaca buku di perpustakaan, tetapi tidak sama Dea. Soalnya hari ini ia tak masuk, katanya sakit. Lagi asik membaca, tiba tiba ada yang meletakan tanganya di atas bahuku. Sontak aku terkejut dan menghadap belakang. Dan ternyataaa “Mbbb.. sorry, gue bisa pinjem bukunya gak? Soalnya dikit lagi gue ada ulangan kimia. Dan itu juga bukunya buat kelas 11, bukanya lo masih kelas 10 ya?” Dan ternyata kak Revan!! “Mbb.. iya kak boleh nih” Aku memberi buku kimia yang tadi aku baca ke kak Revan. Aku juga membaca buku kelas 11 karena aku ingin tau pelajaran pelajaran kelas 11. “Thanks” Ucap kak Revan tersenyum kepadaku dan mengambil bukunya dari tanganku. Sontak jantungku berdebar kencang, rasanya ingin copot saja. Bagaimana tidak, kakak kelas yang aku kagumi tersenyum kepadaku. Ahh rasanya gembira sekali melihat senyuman kak Revan. — “Ya, gue mau curhat sama lo boleh gak?” Ucapku pada Dea yang ingin berusaha jujur pada Dea kalau sebenarnya aku sudah mulai cinta sama kak Revan. Dea hanya mengangguk dengan apa yang aku ucapkan tadi “Sebenernyaa… gue itu mulai suka sama kak Revan, ya.” “Yaa, awalnya sih gue cuma kagum pas dia mandu waktu gue mos. Tapi lama lama gue mulai cinta sama dia ya.” Mendengar perkataanku barusan, Dea hanya terengah tak berkedip. Aku pun melambaikan tanganku tepat di depan wajah Dea. “Ya ampun Putri. Ternyata lo suka sama kak Revan.” Aku pun mengangguk. Dan tepat saat Dea bicara, kak Revan tiba tiba lewat di depan kita berdua, dia tersenyum kepada aku dan Dea. Ya tuhannn, sontak mataku melotot tak karuan, jantungku berdebar dan wajahku seperti orang ketakutan. Ya! Aku takut kak Revan mengetahuinya. Ya tuhan.. semoga saja dia tak tau apa yang barusan aku dan Dea ucapkan. “Deaaaaa!!! Lo kalo ngomong pelan pelan dongg!! Tar kalo kak Revan tau gue suka sama dia gimana ya?” Panik aku pada Dea, tetapi Dea hanya menjawab santai dan berkata “Tenang aja put, dia gak denger kok.” Balasnya. Tetapi aku tidak percaya begitu saja, aku juga harus meyakinkan ke kak Revan kalau seandainya ia menanya. Pagi yang cerah menyinari dunia, matahari sontak langsung memperlihatkan cahayanya, alarmku pun berdering pertanda aku harus bangkit dari tempat tidurku. Dengan wajah lemas aku pun langsung bangkit dari tempat tidurku kemudian langsung menuju kamar mandi. Setelah 15 menit kemudian akupun keluar dari kamar mandi kemudian menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampai di sekolah akupun menuju ruang koridor dengan penuh ceria, ceria? Ya! Ceria karena ingin melihat wajah kak Revan yang tampan itu. Sehari tak masuk sekolah saja sudah rindu sama wajah tampanya kak Revan. Begitu aku jalan dengan santainya aku terkejut ada yang memanggilku. “Putriiiii” Aku pun sontak melihat ke arah yang memanggilku tadi. Dann ternyaataaa… “Ka revan?” Yaa!! kak revan lah yang memanggilku. Kok kak revan tau nama aku yaa?’ Dalam hatiku bertanya tanya. kak revan pun menghampiriku dengan sedikit lari. Sontak jantungku berdebar tak karuan. “Putriii” Ucap kak revan sedikit terngosan “Iyaaa kak.. Kok kakak tau nama aku?” “Dea cerita sama gue kalo lo kagum sama gue.. emang bener yaa?” Ucap kak revan dengan nada sedikit pd juga tersenyum tipis kepadaku. Sontak aku terkejut dia bertanya begitu, huhh.. Dea pasti cerita apa apa tentang aku sama kak Revan. Awas aja lo ya!! Dengan menutupi maluku, aku pun menjawab pertanyaan kak Revan dengan santai “Mbbbb…mbbbbb iyaaa aku kagum ajaaa sama kakak, kakak tuh wibawa banget pas mos-in aku duluu, hehe emang gak boleh kalo aku kagum sama kakak kelasku sendiri?” Ucap aku membela diri “Mbbb.. Iyaa si gak papa, oh iya lo tar malem ada acara gak?” “Nggak.. emang kenapa kak?” “Tar malem ikut gue yuk ke birthday party sepupu guee.. Lo mau ikut gak?” “Mbbb… boleh deh kak” “Okeyy, nih no telepon gue.. Tar lo sms yaa alamat rumah lo, tar gue jemput jam byee” Ucap kak Revan sembari memberiku kertas sedikit dan bertuliskan nomor telepon dia, dia pun langsung meninggalkanku begitu saja.. Ohh tuhannn!!! Rasanyaa senang sekali nanti malam aku pergi berdua sama kak Revan.. aaaaaaaa Jam menunjukan pukul aku pun bergegas memilih baju, sepatu, dan tas untuk pergi nanti. Setelah memilih, aku pun langsung bersih bersih dan make up. Pokoknyaa aku harus tampil cantik malam ini dengan memakai dress merah atas lutut high heels hitam dan juga tas hitam rambut yang digerai. Aku rasa aku sudah tampil cantik. Aku pun menunggu kak Revan menjemputku. 10 menit kemudian kak Revan sudah tepat di depan rumah ku dengan mobil warna hitamnya, aku pun langsung menaiki mobol kak Revan “Lo cantik banget putttt!!!” “Makasihh kak..” Jantungku ingin copot saja ya tuhannn!!! Bagaimana tidak? Saat ini aku tepat duduk di samping orang yang aku suka dan jalan berdua denganya, ditambah dipuji kecantikanku.. aaaaaaa senang sekali rasanyaa. Sesampai di Birthday Party sepupu kak Revan, aku dan kak Revan pun langsung masuk. Tak lama kemudian kak Revan pun mengajaku untuk menyantap makanan dan minuman di dekat kolam renang, aku pun mengikuti kemauan kak Revan. Dan saat ini aku dan kak Revan tengah memakan cupcakes dan segelas sirup. “Puttt..” “Mbbb” “Kamu udah punya pacar?” “Kamu?” “Mbb.. Iyaa sekarang aku mau manggil aku-kamu aja.. Daripada lo-gue kayak gak pantes aja sesama adek-kakak kelas” Ucap kak Revan “Mbb.. Kakak mau ngambil cupcakesnya lagi gak? enak tau” Jawabku mengalihkan pembicaraan. Sebab aku pun bingung ingin menjawab apa dengan kak Revan, aku sih memang belum mempunyai pacar, tapi aku bingung saja mengapa kak Revan nanya seperti itu “Jawab dulu pertanyaan yang tadi!” “Mbbb… Belum kak aku belum punya pacar.” Jawabku “Kamu mau gak jadi pacar aku?” Aku pun terkejut mendengar perkataan kak Revan. Jantungku mulai berdetak tak karuan, keringkat dinginku mulai mengucur. Aku terengah tepat di wajah kak Revan tak berkedip. Tapi ah mana mungkin kak Revan menembakku beneran, apa yang dia suka dari diriku? aku biasa biasa saja kan? Aku pun mencoba tenang menjawab pertanyaan kak revan “Ahhh kakak bercanda kalii” Kataku sambil tertawa sedikit mengalihkan keadaan “Aku gak bercanda sama sekali put.. jujur dari pertama kamu mos aku mulai tertarik dengan kamu, aku mencoba mencari tau nama kamu lewat sahabatmu, Dea sampai akhirnya ini ngedate kita yang pertama dan aku menyatakan perasaanku. apa itu salah?” Aku pun terdiam saat kak Revan berkata itu “Mbb… Iyaa kak aku juga suka sama kakak. Aku mau jadi pacar kakak.. tapi aku baru pertama kali pacaran kak, maaf kalo aku masih gugup ketemu sama kakak, dan please jangan buat aku sakit hati karena aku belum merasakan sakit karena cinta.” “Iyaaa putri kakak gak akan sakitin kamu, kakak akan jaga kamu baik baik. Kakak sayang banget sama kamu, makasih udah nerima kakak..” Ucap kak Revan tersenyum aku pun ikut tersenyum. Saat sesampai di sekolah, aku pun risih karena teman temanku menatapku tajam, aku tidak tau apa yang terjadi, begitu aku hampir sampai di kelas Dea pun menghampiriku “Cieeee yang taken sama kak Revan!! longlast yeee.. Eh lo gaktau yaa kak revan tuh ngeshare foto lo di akun sosmednya dia pake caption yang romantis gitu makanya anak anak pada ngeliatin lo karena dia tau kalo lo sekarang takenya kak revann..” “Wkwk iyaaa makasihh Dea lo juga kan yang ngebantu gue buat deket sama kak Revan.. makasih yaa ya. Gue juga gak nyangka bisa jadian sama kak Revan.” “Iyaaa Putriii sama sama!!” Sekejap aku menatap mata Dea yang seperti orang habis nangis. Aku pun bertanya kepadanya tetapi ia malah menjawab “gak papa”. Entah apa yang sedang Dea alami, seperti ada masalah tetapi ia tak mau berkata jujur kepadaku “Haiiii sayangg…” Ucap kak Revan menghampiriku “Mbbb iyaa kak..” “Putri gue tinggal yaaa!” Ucap Dea langsung pergi meninggalkanku Aneh sekali dengan tingkah Dea selama aku pacaran dengan kak Revan, dulu ia selalu menemaniku dan sekarang ia lebih memilih menyendiri dan sering tidak masuk sekolah Hubunganku sama kak Revan sudah semakin jauh, semakin aku mencintai kak Revan dan selama 9 bulan kita pacaran kak Revan sama sekali tidak pernah menyakiti aku sampai sampai saat saat ingin ke 10 bulan hubunganku dengan kak Revan mulai renggang, dia sering menolak ketika aku ajak jalan padahal dulu ia selalu siap siaga dan senang, alasan kak Revan dia sibuk lah, apa lah sampai akhirnya aku mulai curiga dengan kak Revan. Sampai akhirnya aku mengikuti kak Revan dengan motorku. Dan ternyata kak Revan berhenti di sebuah restoran besar dan dia pun masuk ke dalam, aku pun sangat curiga saat itu, aku pun mengikuti kak Revan sampai akhirnya ia bertemu seorang perempuan dan perempuan itu ternyata “DEA” yaaa aku sangat heran, mengapa kak Revan dan Dea berudaan di situ? Bermesraan segala, tetapi aku masih berpikir postif sama Dea karena ia sahabatku. Tapi kenapa kak Revan menggenggam tangan Dea dan memberi Dea seikat bunga? sontak hatiku sakit bertubi tubi, aku mulai meneteskan air mataku satu per satu dan pipiku mulai basah, mataku mulai merah, hatiku mulai sakit melihat kak Revan dan Dea seperti itu. Aku pun mendengar sedikit mereka bicara dan ternyata dia Dea dan kak Revan menjalin hubungan 1 bulan sebelumnya. Dan Dea meminta kak Revan memutuskanku, kak Revan pun mengabuli permintaan Dea, aku pun langsung pergi begitu saja dengan lari yang cukup kencang, seperti tertusuk tusuk jarum rasanya melihat berkhianatnya sahabatku sendiri, juga kak Revan, aku sangat kecewa terhadapnya, Padahal kak Revan pernah berjanji dulu untuk tidak menyakitiku. Tapi apa? begini caranya? Aku tidak terima. Aku pun bergegas pergi dari tempat itu bersama motorku, aku pun mengebut kencang sembari meneteskan air mata dan entah mengapa aku kehilangan konsentrasi, lalu aku pun menabrak truk tepat di depanku, kecelakaan itu pun terjadi. Aku pun dibawa banyak orang untuk dibawa ke rumah sakit, sesampai di rumah sakit, keluargaku pun ditelepon untuk mengabari bahwa anaknya yang bernama ARIANA PUTRI kini tengah terbaring di rumah sakit. Dengan koma yang cukup lama 15 hari karena aku pendarahan di otak, aku pun tersadar dari tidurku, tampak aku melihat seorang kak Revan yang menemaniku di rumah sakit. Aku pun mulai meneteskan air mata lagi, mengingat kejadian waktu itu. kak Revan pun tersadar kemudian melihatku yang sudah terbangun, namun aku membuang muka terhadap kak Revan. “Putri kamu udah sadar? Kakak khawatir banget sama kamu… Kamu kenapa nangis put?” Aku pun hanya terdiam dan akupun mengecek handphoneku dan ada email dari kak Revan, 15 hari yang lalu dengan isi “putri, maaf aku gak bisa lagi sama kamu, maaf aku mau sampai di sini aja hubungan kita, maaf banget aku gak bisa lanjutin lagi, maaf ya put” Aku pun membaca dan kemudian menunjukan kepada kak Revan, ia pun membaca dan kak Revan ingin menjelaskan namun aku pun menaruh telunjukku tepat di bibirnya “Ka revan.. Aku tau semuanya. kak Revan sudah jalin hubungan kan sama Dea sahabat aku satu bulan sebelumnya? Aku tau kak, terus Dea yang menyuruh kak Revan untuk mutusin aku, terus kak revan mau gitu aja.. Kakak bayangin gimana aku gak sakit hati.. Kakak pacaran sama Dea tapi masih ada hubungan sama aku.. Kakak itu laki atau bukan? kakak itu gak gentle kakak gak bisa jaga perasaan aku. Aku ini sakit hati kak. Coba kakak bayangin, kalo kakak udah gak mau jalanin hubungan sama aku, kakak putusin aku bisa kan baik baik? gak kayak gini kak caranya! aku tuh sakit hati banget kakak duain aku kayak gini, dan sekarang kakak ngapain nemenin aku di rumah sakit? Toh kakak udah gak peduli kan sama aku?” Ucap aku masih dengan suara merintih diderangi air mata yang sangat amat mengalir, begitupun dengan kak revan “Maafinn aku sayangg.. Dulu emang iya aku diam diam suka sama Dea, aku tuh suka sama Dea tapi aku sayang sama kamu, dan saat ini aku tau ternyata Dea itu gak sebaik kamu sayang.. Dea itu jahat sama kamu!! Dia ngebuat kakak suka sama dia, dia itu jahat sama kamu Dia tuh gak kaya kamu, dia itu ngebuat kakak suka sama dia. Kakak baru sadar kalo jangan pernah tinggalin orang yang kakak sayang demi orang yang kakak suka. Kakak baru sadar sayang.. maafin kakak!!” Flashback on “Ya, gue mau curhat sama lo boleh gak?” Ucapku pada Dea yang ingin berusaha jujur pada Dea kalau sebenarnya aku sudah mulai cinta sama kak Revan. Dea hanya mengangguk dengan apa yang aku ucapkan tadi “Sebenernyaa… gue itu mulai suka sama kak Revan, ya.” “Yaa, awalnya sih gue cuma kagum pas dia mandu waktu gue mos. Tapi lama lama gue mulai cinta sama dia ya.” Maafin guee ya putri, gue harus perjuangin cinta gue sama kak Revan, gue sebenernya juga suka sama kak Revan dari pertama kak Revan mos-in kita, ya gue pura-pura aja sama lo, gue pura pura dukung lo kalo lo sama kak revan, maafin guee yaa puttt.. Gue harus perjuangin cinta gue ke kak Revan!’ Ucap Dea dalam hati. Flashback Off “Maaf kak, aku gabisa nerima kakak lagi. Maaf, mending sekarang kakak pergi deh. Aku gak mau liat muka kakak lagi di sini. jujur aku sudah memaafkan kakak tapi untuk menjalin hubungan lagi aku gak bisa kak. Aku udah terlalu sakit. Maaf kak” Dengan beriringnya waktu, aku pun menginjak kelas 11. Aku meminta kepada orangtuaku untuk pindah sekolah dan aku pun pindah di Surabaya karena sekarang papaku bisnis di sana. Perlahan lahan aku melupakan kak Revan, berat rasanya melupakan cinta pertama, tapi aku harus bisa. “Maafin kakak putri, kakak udah nyakitin hati kamu, kakak menyesal. Kakak sayang banget sama kamu putri.. Maafin kakak putri.. Kakak udah ninggalin orang yang kakak sayang demi orang yang kakak suka, karena suka hanya sementara. Maafin kakak” Cerpen Karangan Devi Avrilya Saputri Facebook Devi Avrilya Saputri Cerpen Cinta Pertama Yang Menyakitkan merupakan cerita pendek karangan Devi Avrilya Saputri, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Lelaki Penunggu Senja Oleh Al-Izhar Setelah berlabuh di penghujung jalan yang merindu, ada beberapa kenangan yang bersandar di pundaknya. 12 November 1995 Pukul 700 pagi, lelaki rembulan yang sederhana sedang menunggu kekasihnya. Namun, sampai Rahasia Jodoh Ku Oleh Ayoemie Tahun 2013, Tia -teman aku saat di bangku Sekolah Dasar- berniat menjodohkanku dengan teman semasa kuliahnya dulu, Fulan namanya. Komunikasi aku dan Fulan dengan sistem ta’aruf -perkenalan dengan perantara My Happy Ending Oleh Sonia Meiliana Saat pertama melihatnya, aku begitu terpesona. Matanya bersinar jenaka, bibirnya melemparkan senyum hangat kepadaku. Dan pada saat itu juga, rasanya seluruh dunia berhenti berputar dan hanya dirinya yang kulihat. Bidadari Surga Oleh Dita Atma Nila Sari Semua orang tahu bahwa aku termasuk anak yang berbakti. Aku kuliah di sebuah PTN di kota. Orangtuaku tergolong orang yang mampu. Dalam artian mampu memenuhi semua kebutuhan dan keinginanku. Menikam Hati Part 4 Oleh Alvan Muqorobbin Asegaf Setelah Sholat duhur kami pulang. Di rumah ada Ibu. “Na baru pulang nak.” Katanya. “Iya bu”. Aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan tubuhku di ranjang. Tepat kulihat pukul 1435 “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Cerpen Karangan Sarah AuliaKategori Cerpen Cinta Pertama, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 13 October 2017 Namaku Ulfa, aku lahir di Jakarta, 19 Oktober 1997 aku adalah anak tunggal dari keluarga yang memiliki usaha dibidang properti yang cukup besar di Indonesia. Kedua orangtuaku sudah berpisah sejak aku berumur 10 tahun, sejak saat itu aku tinggal bersama dengan bundaku meski aku tinggal bersama dengan bunda namun aku masih bisa dan masih sering bertemu dengan ayah. Saat itu aku sempat merasa bahwa kehidupan tak pernah adil padaku karena aku tak pernah bahagia, tak pernah aku rasakan kasih sayang yang utuhnya dari kedua orangtuaku aku pernah berkata pada mereka “Aku ini anak kalian mengapa kalian tak pernah ada wantu untukku, tapi entah mengapa setiap kali aku marah aku tak kuasa berkata seperti itu pada mereka mungkin karena mereka adalah orangtua yang telah merawat dan membesarkan aku. Hari berlalu begitu cepat tak terasa waktu begitu cepat berjalan aku mulai beranjak dewasa. Kini hariku mulai berwarna karena kini aku mengenal seseorang yang dapat membuatku tersenyum dan tertawa saat bersama dia. Dia bernama Muhammad Sulung, entah mengapa saat bersama dengannya aku merasa nyaman aku juga merasa bahagia bersama dengannya setiap kali bersama dengannya aku selalu merasa tak pernah ada masalah selama ini. Meskipun kenyataannya masalah di hidupku sangat banyak dan itu membuatku tidak pernah bahagia, namun semejak mengenal dia aku merasa dia bisa menjadi tempatku bersandar aku sempat bertemu dengannya di taman sekolah pertemuan yang tidak disengaja, namun pertemuan itulah yang menjadi awal kisahku dengan dirinya. Saat itu hari dimana seleruh siswa di sekolahku diharuskan bersama dengan temannya namun aku yang memang jarang mempunyai teman merasa bingung aku harus bagaimana, dan disaat kebingungan itu datang sulung dengan tanpa ragu menggenggam tanganku sambil berkata “Ulfa ayo kita datang bersama ke sekolah” ucap sulung padaku. Dan saat itu kami datang bersama ke acara sekolah dalam rangka ulang tahun sekolah kami. Saat itu semua mata tertuju padaku dan sulung banyak orang orang yang memandang tak percaya, seakan baru saja melihat hal aneh. Aku yang berjalan di sebelah sulung hanya bisa berjalan canggung dan tak bisa berkutik karena aku tau bahwa banyak siswi yang tak suka melihatku berjalan bersama dengan sulung apalagi saat itu sulung menggandeng tanganku dan berjalan beriringan dengan diriku, aku yang berjalan bersamanya hanya bisa merunduk malu karena aku tau bahwa teman temanku tidak menyukai hal itu terlebih sulung yang sangat tampan saat itu membuat para siswi lain tak henti hentinya memandang dirinya dan aku yang melihat hal itu hanya bisa merunduk malu karena aku merasa tidak pantas ada di dekatnya, sulung yang juga anak tunggal dari keluarga konglomerat yang sangat kaya di Indonesia memiliki daya tarik yang luar biasa berpengaruh kepada kehidupan pergaulannya. Lain dengan diriku yang lebih menutup diri dari kebanyakan teman temanku di sekolah dan aku yang lebih tertarik dengan duniaku sendiri, meskipun begitu sulung yang terkenal dan menjadi idola di kalangan murid murid di sekolahku terutama para siswi yang terus saja mengejar sulung ke manapun dia pergi mereka pasti akan selalu mengikutinya. Seiring berjalannya waktu aku dan sulung semakin dekat dan kami semakin sering bersama, aku yang saat itu belum pernah jatuh cinta kepada laki laki manapun seperti merasakan sesuatu yang aneh di diriku hatiku seperti bergetar hebat setiap kali bersama dengan dia setiap kali dia menggenggam tanganku, aku seperti ingin terbang ke angkasa setiap kali dia menatap mataku hatiku menjadi berbunga bunga. Seperti saat itu kami yang sedang berada di taman sekolah membahas pelajaran bersama tak sengaja bertemu pandang tatapan yang dia berikan padaku punya arti tersendiri saat kami sama sama terdiam dengan pikiran kami masing masing dengan sengaja dia mencubit pipiku yang memang sedikit tembem aku yang kesakitan karena pipiku dicubit olehnya hanya bisa berkata “Ih sulung sakit tau kamu iseng sekali” ucaku sembari cemberut dan menekuk wajahku dan dengan tanpa rasa bersalah dia hanya berkata “Abis kau tembem sih dasar ulfa tembem” ucapnya enteng tanpa beban. Aku masih saja menekuk wajahku sebal karena dia tak meminta maaf padaku, melihatku yang masih saja cemberut menekuk wajahku dia berkata “Maafkan aku ya tembem aku janji tidak akan mencubit pipimu lagi, ayolah tersenyum lagi ya ulfa jangan cemberut seperti ini kamu akan terlihat lebih cantik jika wajah cantikmu itu kau beri sedikit saja senyum manis yang tulus ayolah kumohon” ucap sulung padaku. Mendengar kata kata sulung tadi aku mulai tersenyum tak hanya senyum aku bahkan tertawa setelah melihat wajahnya yang memohon itu sangat lucu wajah tampan sulung jadi terlihat lucu setelah dia memohon padaku untuk tersenyum, “Baiklah aku akan tersenyum asalkan kamu berjanji padaku jangan mencubit pipiku lagi” ucapku padanya “Baiklah tembem aku berjanji padamu tembem” ucapnya padaku. “Apa tembem kau ini dasar item menyebalkan” teriakku di depan wajahnya dan dia hanya tertawa “Haha item item kereta api tau biar item banyak yang ngantri” ucapnya sambil tertawa. Melihat itu aku merasa bahagia oh tuhan apakah ini? Mengapa hatiku selalu bahagia dan nyaman saat bersama dengannya, apakah aku jatuh cinta padanya? Pada sulung yang baru menjadi sahabat baikku, benarkah ini haruskah aku menjauh darinya agar tak ada masalah dikemudian hari. Atau haruskah aku mengatakan padanya bahwa aku mencintai dirinya? Tapi akankah dia akan menerima diriku atau malah sebaliknya?. Hari hariku kini berubah aku kini mulai belajar untuk menjauh darinya karena aku takut kecewa padanya, namun meskipun aku menjauh darinya tetap saja dia yang selalu mendekatiku seperti kemarin saat sedang di sekolah aku memilih untuk tetap berada di dalam kelas karena aku tahu dia pasti sedang berada di taman tempat kami dulu biasa bersama, dan benar saat aku sedang berada di dalam kelas ada temanku yang menegurku sembari berkata “Ulfa kau tidak ke taman?” tanya temanku linda “Ah tidak lin aku lagi tidak ingin ke taman, memangnya kenapa?” tanyaku kepadanya “Itu si sulung dia sedang menunggumu ditaman di tempat biasa kalian belajar bersama” tutur linda “Oh… Ya mengapa dia ada di sana?” tanyaku “Entahlah mungkin dia sedang menunggumu di sana” jawab linda. Oh tuhan apa iya sulung menungguku di tempat biasa kami belajar? Tapi mengapa dia menungguku? Kulirik arloji yang ada di tanganku sekarang sudah pukul sore sebentar lagi bel masuk pelajaran terakhir mengapa dia masih menungguku, biasanya jam segini seharusnya dia sudah berada di dalam kelas mengapa dia masih menungguku? Aduh aku merasa tidak enak padanya bagaimana ini apa yang harus aku lakukan ya? Tring… Oh handphoneku berdering oh pesan masuk rupanya, tapi dari siapa ya? Dengan sigap kubuka pesan singkat yang ada di handphoneku itu dari sulung? Ya tuhan ternyata dia yang mengirim pesan padaku From Sulung “Ulfa kamu di mana? Aku sudah menggumu sejak tadi” isi pesan darinya, bagaimana ini apa yang harus aku lakukan? Baiklah lebih baik aku menemuinya saja daripada nanti aku jadi tidak enak padanya akhirnya kuputuskan untuk menemui sulung yang sedang berada di taman sekolah. Dan ketika aku bertemu dengan dia di taman sekolah kulihat dia sepertinya dia sudah lama menungguku kuhampiri dia yang sedang duduk di bangku taman tempat kami biasa berlajar dan saat aku menghampirinya aku merasa sangat bersalah padanya karena aku membuatnya menunggu sampai jam segini kulirik arlojiku sekarang pukul petang entah sudah berapa lama dia menungguku dan ketika aku berada di dekat bangku taman yang sedang dia tempati aku berdeham “Sulung… Apa kamu sudah lama di sini?” tanyaku padanya tak ada jawaban dari mulutnya namun, seketika dia beranjak dari duduknya dan langsung memelukku dengan erat aku terdiam seketika. Tak kusangka dia akan memelukku seperti ini dan ternyata kejutan darinya belum usai. “Dia menangis” “Sulungku menangis” ada apa ini tuhan mengapa dia menangis? Apa yang telah terjadi padanya? Dengan refleks aku membalas pelukkan darinya dan berbisik di telinganya “Mengapa kau menangis? Apa yang terjadi padamu? Apa kau baik baik saja?” tanyaku berbisik tepat ditelinganya. Dan bukan menjawab semua pertanyaanku dia justru terus saja menangis hingga akhirnya aku memintanya untuk duduk kembali di bangku taman tempatnya menungguku, tanpa melepas pelukannya padaku dia menatap mataku dan di dalam kedua bola matanya kulihat ada rasa takut dan kecewa dan aku tau tatapan itu pasti ditujukan padaku. Sekejap aku terdiam karena hatiku seperti teriris oleh tatapannya, ketika itu kugenggam tangannya dengan yakin dan kumulai pembicaraan “Sulung kau belum menjawab pertanyaanku” ucapku padanya “Ulfa mengapa kau menjauh dariku? Apa kau marah padaku?” ucapnya padaku aku hanya menggeleng. “Lalu kenapa? Kenapa kau menjauh dariku apa berbuat salah padamu?” tanya sulung padaku, “Tidak kau tidak melakukan itu sebenarnya aku menjauh darimu bukan karena aku membenci dirimu sulung seandainya kau tau apa alasanku kamu pasti menjauh dariku” ucapku padanya dengan mata berkaca kaca, dan entah apa yang terjadi padanya dia langsung memelukku dan berkata “Kumohon ulfa jangan menangis katakan saja aku tidak akan meninggalkanmu aku berjanji” ucapnya padaku akhirnya aku mengatakan apa yang kurasakan. “Sulung jujur aku jatuh cinta padamu, tapi aku takut jika kamu akan pergi meninggalkanku” ucapku dengan jujur padanya. Ternyata dia justru berkata padaku dia juga mencintaiku bahkan sejak pertama kami saling mengenal. Aku terkejut mendengar jawabannya barusan hingga aku memeluknya dengan kencang hingga dia tidak dapat bergerak dan dia berkata padaku “Iya tembem aku tahu kamu bahagia tapi apa kau tidak bisa lebih lembut sedikit denganku hah tembem” ucapnya padaku. Waktu berlalu setelah pernyataan cintanya padaku aku berpikir jika kami berdua sudah menjadi sepasang kekasih namun ternyata aku salah, aku yang sangat menyayanginya justru mendapat kabar yang membuatku kaget mendengarnya, kabar yang mengatakan jika sulung berpacaran dengan anisa teman sekolahku juga hanya saja aku sulung dan anisa berbeda jurusan jika aku dan sulung adalah anak jurusan IPA anisa adalah murid jurusan IPS. Sejujurnya aku kecewa mendengar berita itu dan aku masih berharap jika berita itu hanya berita bohong yang dikarang oleh seluruh teman teman sekolahku agar aku dan sulung menjadi jauh dan tidak terlalu sering bersama. Namun ternyata dugaanku salah ternyata kabar yang aku dengar dari teman temanku itu benar memang benar jika sulung dan anisa berpacaran saat itu baru aku tau jika ternyata anisa lah yang meminta sulung untuk menjadi kekasihnya dan yang membuatku kecewa dan sakit hati adalah sulung menerima keinginan dan permintaan anisa tanpa memikirkan perasaanku terlebih dahulu tuhan adilkah ini? Mengapa seperti ini disaat aku sudah percaya jika dia mencitaiku juga mengapa justru dia yang merusak kepercayaanku kepadanya dan itu membuatku merasa kecewa dan sakit hati, sepulang sekolah aku duduk di taman sekolah. Kini kenangan manis itu berubah menjadi hampa seolah tak pernah terjadi hal indah itu di dalam hidupku dan hidupnya karena pada kenyataanya sulung kini berubah. Dia bukan lagi sulung yang kukenal bukan sulung yang dulu memeluku bukan sulung yang menangis karena tak bertemu denganku, dan dia bukanlah sulung yang buatku jatuh cinta tuhan aku kecewa mengapa disaat seperti ini disaat seharusnya aku bahagia bersamanya dia justru pergi meninggalkanku dan memilih bersama anisa tanpa perduli bagaimana persaanku. Bahkan dia tak pernah bertanya apakah aku mengetahaui tentang hubungannya dengan anisa atau tidak, sungguh aku kecewa atas sikapnya padaku yang seolah tak ada yang membuat hatiku terluka. Bahkan dia seolah tak peduli dengan perasaan dan keadaan hatiku hati yang dulu pernah berharap memiliki hatinya sekarang jangankan bertanya memandang langsung diriku saja dia seolah tak sudi lagi memandang mataku dia tak mau bahkan sekedar bertanya bagaimana perasaanku kini dia tak melakukannya. Tuhanku mengapa aku harus merasakan ini semua aku mencintainya dengan tulus aku menerimanya apa adanya aku tak pernah menuntut dirinya menjadi orang lain aku hanya minta padanya untuk membuatku bahagia meskipun sekedar tersenyum, namun jika saja dia melakukannya dengan tulus sungguh aku bahagia. To Sulung “Hai sulung apa kabar? Aku dengar kamu berpacaran dengan anisa benarkah itu? Mengapa kamu tak pernah cerita denganku?” tuturku kepadanya melalui pesan singkat. Tring To Ulfa “Maafkan aku ulfa aku tak memberitahu padamu yang sebenarnya, memang benar aku sekarang berpacaran dengan anisa tapi itu semua keinginannya bukan keinginanku. Kabarku baik bisakah kita bertemu sepulang sekolah di taman biasa?” balasan dari sulung di handphone tadi membuatku sakit, tapi aku mencoba tersenyum meski aku tersenyum kecut seusai membaca pesan itu langsung saja aku letakan handphoneku di atas meja. Sepulang sekolah aku kembali berjalan ke taman sekolahku dengan langkah gontai aku menuju tempat biasa aku duduk di taman itu tempat yang nyaman. Sampai di sana aku melihat sulung sedang duduk di bangku yang aku tuju aku tetap berjalan hingga ketika aku sampai di bangku itu kulihat sulung duduk dengan memandang ke depan namun tatapan matanya terlihat nanar seperti dia sedang banyak masalah melihatku dia langsung membuka pembicaraan “Ulfa kau datang aku pikir kau tak akan datang karena kau marah padaku” ucapnya padaku, “Iya aku datang namun aku datang bukan untuk bertemu denganmu aku datang untuk mengenang kenangan manis bersama orang yang kucintai” jawabku. Wajah sulung seperti kagat mungkin karena aku berkata seperti itu dan sulung akhirnya berkata “Maafkan aku tapi sungguh aku memang mencintaimu dengan setulus hatiku dan soal anisa aku terpaksa” tutur sulung, “Benarkah itu jadi bagaimana sekarang denganku? Dengan hatiku?” tanyaku akhirnya dia berkata “Jika kau mau menunggu aku pasti akan kembali padamu” ucapnya, “Baiklah tapi jujur aku kecewa padamu” ucapku padanya. Cerpen Karangan Sarah Aulia Facebook Sarah Aulia Sarah Aulia lahir di Jakarta 17 April 1999, siswi di SMK Muhammadiyah 15 Jakarta. Siswi kelas XII Multimedia ini memiliki hobi dan minat dalam sastra dan kesenian terutama seni musik, bercita-cita menjadi penulis, penyanyi, dan ahli dalam bidang IT dan Multimedia. Mempunyai moto hidup “ Sahabat dan keluarga adalah penyemangat,. Email sarahaulia14045[-at-] Facebook Sarah Aulia Nomor HP 085811252658 Cerpen Cinta Pertama Yang Menyakitkan merupakan cerita pendek karangan Sarah Aulia, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Awas, Ada Psikopat Di Rumahku Oleh Sevilla E. Azzahra Di sekolah SMA Deanadara Jiliandra terdapat banyak siswa maupun siswi yang bertampang menarik. Tak hanya itu, mereka juga pintar dalam segala hal. Kegiatan olahraga, seni, musik, berhitung dan bahkan My Infinity Love, Ryan Oleh Aisyah Lee Hujan turun semakin deras, terlihat jelas rintikan hujan membasahin jalan sekitar komplek rumahku. Seperti biasa, jika turun hujan aku duduk di dekat jendela, untuk melihat jalanan yang basah diguyur Salahku Oleh Meilani Putri Aku Ayana, seorang siswi di sebuah SMA Negeri di Bandar Lampung. Hari ini adalah hari pertama aku memijakan kaki di kelas ini, 2 a. Kata teman-temanku, aku orang nya Ayunda Mengejar Cinta Part 1 Oleh T. Khairatuzzifa Jam sudah menunjukkan pukul pagi, aku terbangun dari tidur pulasku, alarm yang ku pasang malam tadi sudah sangat sukses membuatku terbangun dari mimpi yang menurutku sangat indah untuk Suara Tengah Malam Oleh Niki Ayam berkokok, menandakan sang fajar telah terbit. Aku pun segera beranjak dari tempat tidur untuk mandi, lalu mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah, karena hari itu Sabtu, 23 Desember “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Di akhir bulan Januari, Mirna akan kedatangan tamu. Seorang lelaki jangkung, dengan hidung sedikit mancung dan gaya rambut yang dikepang. Lelaki itu kerap terbesit dalam benaknya ketika tidur dan melamun. Wajar jika Mirna benar-benar rindu pada Tarno, lelaki jangkung itu. Sebab mereka berpisah sudah dua tahun. Dengan rentan waktu yang cukup panjang itu, hati Mirna kesepian. Hari-harinya selalu sendiri, padahal di sekelilingnya ada keluarga dan adiknya Marni, yang kerap mendatanginya saat sendiri, namun ia mengabaikan adiknya. Sebelum akhir 2017 bertandang, Mirna dan Tarno sering berdua, kadang di ruang tamu, di amper rumah, di halaman rumah duduk berdua di atas lincak di bawah pohon mangga. Sambil menikmati desir angin dan hangat mentari tidak canggung pada keluarga Mirna, karena ia sudah mendapat restu dari orangtua Mirna untuk menjaga dan meminang putri sulungnya. Beruntung sekali Tarno mendapatkan Mirna, perempuan yang seperempat hidupnya besar pada lingkungan agamis. Setiap kali berdua, topik yang mereka bicarakan tidak lepas dari pernikahan. Orangtua Mirna sudah menyarankan pada Tarno untuk mencari tanggal yang baik sesuai kitab primbon. Namun ia masih bingung, bimbang mengelilingi batok kepalanya. Tarno masih ingin bekerja, dan ia akan memenuhi permintaan orangtua Mirna akhir bulan ini, meski dalam hati ia sudah tidak kuat menahan nafsu biologisnya. Ketika memasuki akhir Desember 2019, wajah perempuan sembilan belas tahun itu selalu tampak ceria. Berseri-seri seperti gadis yang melakukan perawatan setiap hari. Teramat bahagia hati Mirna di bulan Desember ini. Harap-harap kehadiran Tarno lebih cepat dari janjinya. Selama bulan Desember, Mirna menunggu di dekat jendela kamarnya, melihat ke halaman yang gersang, segersang hatinya yang menunggu kepastian dari Tarno. Mirna tak pernah bosan melakukan itu—menunggu, meski sampai saat ini ia tidak bertemu Tarno, lelaki yang ia damba. Setiap kali tidur, tak jarang Mirna bermimpi Tarno. Tetapi mimpinya selalu menambah luka di hatinya, karena lelaki yang ia damba—dalam mimpinya—berduaan dengan perempuan yang entah siapa, dan mimpi itu kerap mendatangi tidur Mirna. Karena keseringan, Mirna hampir hafal perempuan itu. Tapi ia yakin mimpi hanya mimpi, tidak lebih dari kembang tidur. Sesekali Mirna bertanya pada ibunya, apakah Tarno memberi kabar meski lewat telepon, namun ibunya menggeleng. Padahal ketika ia meramu kenangan pertama pisah, Tarno berjanji akan sering-sering memberi kabar. Tapi sampai saat ini, lagi-lagi ia belum mendapatkan janji yang tak pasti. Apakah Tarno lupa pada dirinya? Atau sebenarnya hati Tarno sudah ada yang punya? Entahlah, ia hanya bisa memengang janjinya. Pukul empat sore, terbesit dalam benaknya untuk menelpon ibu Tarno. Meski sedikit canggung, ia mencoba melawan getirnya. Mirna takut, rindu dalam hatinya kian menjalar menyesaki labirin hatinya. “Kang Tarno sudah pulang, Buk?” tanyanya berharap ada jawaban yang akan mengobati gelisah dan resahnya. “Iya, Nak, Tarno sudah cukup lama datang. Sekitar, setengah bulan. Apa dia tidak mengabarimu?” Tiba-tiba mata Mirna bening, perkataan ibu Tarno menyayat hatinya. “Kemarin dia bilang akan ke rumahmu, Nak, dan hari ini dia juga bilang begitu.” Mirna merasa terpukul. Dari daun jendela kamarnya, ia manatap kembali luas halaman, seluas harapannya menunggu Tarno yang tak kunjung datang. Sesekali ia memperhatikan pengendara yang hilir-mudik. Dalam hati ia berdoa, dari sekian pengendara, ada orang yang bisa mengobati luka di hatinya. “Ya, sudah Buk, mungkin Kang Tarno akan datang.” Dengan setumpuk tanya dan resah ia menutup teleponnya. Terbesit dalam kepalanya mimpi-mimpi itu, mengingatnya, hatinya bergetar, matanya mengembun. Mirna tetap memaku pandang pada jalan dari dekat jendela. Ia tetap yakin kalau Tarno akan menemuinya di saat diriya membutuhkan hadirnya. Ketika hendak merebahkan tubuhnya, ia melihat sepeda yang sangat ia kenal. Sepeda itu pernah membawannya pergi berdua ke taman yang rindang penuh kupu-kupu dan bunga. Orang yang mengendarai, pun Mirna hafal. Itu Kang Tarno, ucapnya pelan. Secarik senyum terukir di bibirnya. Namun, senyum itu kelu dangan perempuan di gunjing Tarno. Seolah kehadiran perempuan itu menjadi duka baginya. Perempuan berkerudung biru itu memeluk Tarno. Pada jendela itu, gerimis mulai turun. Membekas dan terus membekas. Sontak tubuh Mirna kaku, melangkah ia ragu dan perasaannya pilu, tiba-tiba terbayang pertanyaan dalam angannya. “Apakah ini jawaban dari mimpi beberapa hari lalu?” tanyanya, di hadapan senja yang tiba-tiba membuat matanya jadi berair. * Annuqayah, 2019 Muhtadi .ZL, mahasiswa Institut Ilmu Keislaman INSTIKA Guluk-guluk, Sumenep, Madura dan Pengurus Perpustakaan PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Aktif di Komunitas Penulis Kreatif KPK-Iksaj dan Komunitas Cinta Nulis KCN Lub-Sel.

cerpen cinta pertama yang menyakitkan